Logo Marhalah Hazifna 2015

We are the next Azharian Graduate of Hazifna

Kabinet Kerja Marhalah Hazifna 2015

Usai pelantikan kabinet putra marhalah hazifna berfoto bersama dengan Presiden PPMI mesir(Abdul Ghofur Mahmudin) [jumat, 16/10/2015 di Aula KEMASS]

Kabinet Kerja Marhalah Hazifna 2015

Usai pelantikan kabinet putri pun berfoto bersama dengan Presiden PPMI mesir(Abdul Ghofur Mahmudin)

Hari Batik Nasional

Pembukaan acara Hari Batik Nasional yang dibuka oleh Ibu Nia yang bertempatan di Wisma Nusantara (Sabtu, 10/10/2015)

Kamis, 05 Agustus 2021

Begadang & Secangkir Kopi Yang Baru

Di sudut kota Kairo, Mesir yang terkenal dengan negeri pusat peradaban. Kota dengan 1000 turats, pelepas dahaga bagi mereka yang haus akan ilmu-ilmu keislaman. Ia satu dari sekian banyak peradaban Islam, tidak heran kiranya jika manusia-manusia yang berniat lurus berbondong-bondong dari berbagai penjuru dunia datang ke tempat ini, mereka duduk dan bersimpuh dihadapan para masyayikh seraya mendengarkan butir-butir mutiara keislaman dari bibir-bibir insan yang dipenuhi dzikir dan fikir kepada gusti Alloh Azza Wajalla.

Menjadi kenikmatan tersendiri Kopi itu bagi pecintanya, bukankah begitu? Konon ia dapat membantu menahan rasa kantuk khususnya bagi manusia yang berniat begadang dan atau mereka yang membiasakannya. Bahkan bagi sebagian orang, cukup segelas Kopi sebagai pengganti sepiring nasi plus lauk-pauknya. Kali ini saya disuguhi Kopi “Good Day”, Rasa Vanilla dengan jargonnya “3 in 1 Instant Coffee” yang berlabel halal MUI. Enak banget!!! Bolehlah temen-temen untuk mencobanya lain kali.

Berbicara tentang BEGADANG, izinkan saya meminjam pembahasan beliau Al-‘Arif Billah Ahmad Ibn Muhammad Ibn ‘Ajibah Al-Hasany dalam kitabnya syarah Al-Mabaahits Al-Ashliyyah. Beliau mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan begadang yaitu :

قِلَةُ النَّوْمِ حَتّى لاَ يَزِيْدُ عَلى قَدْرِ المُحْتَاجِ
“Tidur secukupnya, tidak berlebihan sesuai dengan kebutuhan”

Beliau mengutip perkataan As-Syekh Ahmad Ibn Amir RA bahwa musuh-musuh manusia itu ada 4 macam sekaligus beliau memberikan penawarnya :

1.    As-Syeithan dengan tipu muslihatnya kekenyangan, sedangkan penangkalnya yaitu melaparkan diri.
2.    Al-Hawa dengan tipu muslihatnya banyak bicara, sedangkan penangkalnya dengan berdiam diri.
3.    Ad-Dunya dengan tipu muslihatnya bertemu dengan manusia, sedangkan penangkalnya dengan mengasingkan diri.
4.    An-Nafs dengan tipu muslihatnya tidur, sedangkan penangkalnya yaitu begadang.

Beliau melanjutkan pembahasannya, diharapkan dari ke-4 diatas ini  “al-wasth” yaitu jalan tengah dan mengedahulukan yang lebih penting :
1.    Jika lapar itu lebih disukai daripada kenyang maka tidaklah makan diatas kadar kebutuhan.
2.    Jika diam itu lebih penting daripada berbicara maka tidaklah berbicara kecuali hal-hal yang bermanfa’at.
3.    Jika mengasingkan diri itu lebih penting daripada berbaur dengan manusia maka tidak bersenang-senang dengan berjumpa mereka, akan tetapi tidak menganggap buruk mereka.
4.    Jika begadang itu lebih disukai daripada tidur makan tidaklah tidur diatas kadar kebutuhan.
Perlu kita ingat bahwa berlebihan itu berbahaya dalam segala sesuatu. Lapar bisa membahayakanpemikiran, diam bisa menghilangkan hikmah, mengasingkan diri bisa menyebabkan kejenuhan dan begadang bisa menyebabkan kepada kebodohan.
Dari sinilah perlu kiranya mengkaji ulang mengenai segala aspek perbuatan kita. Perbuatan itu yang seharusnya mendatangkan debet jangan sampai menjadi kredit yang selalu menghantui kas perbendaharaan. Tidak terasa ternyata segelas Kopinya asat, bolehlah lain kali kita duduk dan ngopi bareng berbagi pemikiran tentang tugas kita dibumi para Nabi ini sambil berimajinasi dan bertadabbur tentang esensi kehidupan yang gusti Alloh anugrahkan kepada kita ini. Abdul Fatah Amrullah - KPMJB



luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com