Di sudut kota Kairo, Mesir yang terkenal dengan
negeri pusat peradaban. Kota dengan 1000 turats, pelepas dahaga bagi
mereka yang haus akan ilmu-ilmu keislaman. Ia satu dari sekian banyak peradaban
Islam, tidak heran kiranya jika manusia-manusia yang berniat lurus
berbondong-bondong dari berbagai penjuru dunia datang ke tempat ini, mereka
duduk dan bersimpuh dihadapan para masyayikh seraya mendengarkan
butir-butir mutiara keislaman dari bibir-bibir insan yang dipenuhi dzikir dan
fikir kepada gusti Alloh Azza Wajalla.
Menjadi kenikmatan tersendiri Kopi itu bagi
pecintanya, bukankah begitu? Konon ia dapat membantu menahan rasa kantuk
khususnya bagi manusia yang berniat begadang dan atau mereka yang
membiasakannya. Bahkan bagi sebagian orang, cukup segelas Kopi sebagai
pengganti sepiring nasi plus lauk-pauknya. Kali ini saya disuguhi Kopi “Good
Day”, Rasa Vanilla dengan jargonnya “3 in 1 Instant Coffee” yang berlabel halal
MUI. Enak banget!!! Bolehlah temen-temen untuk mencobanya lain kali.
Berbicara tentang BEGADANG, izinkan saya
meminjam pembahasan beliau Al-‘Arif Billah Ahmad Ibn Muhammad Ibn ‘Ajibah
Al-Hasany dalam kitabnya syarah Al-Mabaahits Al-Ashliyyah. Beliau
mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan begadang yaitu :
قِلَةُ
النَّوْمِ حَتّى لاَ يَزِيْدُ عَلى قَدْرِ المُحْتَاجِ
“Tidur secukupnya, tidak
berlebihan sesuai dengan kebutuhan”
Beliau mengutip perkataan As-Syekh Ahmad Ibn
Amir RA bahwa musuh-musuh manusia itu ada 4 macam sekaligus beliau
memberikan penawarnya :
1. As-Syeithan dengan tipu muslihatnya kekenyangan, sedangkan
penangkalnya yaitu melaparkan diri.
2. Al-Hawa dengan tipu muslihatnya banyak bicara, sedangkan
penangkalnya dengan berdiam diri.
3. Ad-Dunya dengan tipu muslihatnya bertemu dengan manusia, sedangkan
penangkalnya dengan mengasingkan diri.
4. An-Nafs dengan tipu muslihatnya tidur, sedangkan
penangkalnya yaitu begadang.
Beliau melanjutkan pembahasannya, diharapkan dari
ke-4 diatas ini “al-wasth” yaitu jalan
tengah dan mengedahulukan yang lebih penting :
1. Jika lapar itu lebih disukai daripada kenyang maka
tidaklah makan diatas kadar kebutuhan.
2. Jika diam itu lebih penting daripada berbicara maka
tidaklah berbicara kecuali hal-hal yang bermanfa’at.
3. Jika mengasingkan diri itu lebih penting daripada
berbaur dengan manusia maka tidak bersenang-senang dengan berjumpa mereka, akan
tetapi tidak menganggap buruk mereka.
4. Jika begadang itu lebih disukai daripada tidur
makan tidaklah tidur diatas kadar kebutuhan.
Perlu kita ingat bahwa berlebihan itu berbahaya dalam
segala sesuatu. Lapar bisa membahayakanpemikiran, diam bisa menghilangkan
hikmah, mengasingkan diri bisa menyebabkan kejenuhan dan begadang bisa
menyebabkan kepada kebodohan.
Dari sinilah perlu kiranya mengkaji ulang mengenai
segala aspek perbuatan kita. Perbuatan itu yang seharusnya mendatangkan debet
jangan sampai menjadi kredit yang selalu menghantui kas perbendaharaan. Tidak
terasa ternyata segelas Kopinya asat, bolehlah lain kali kita duduk dan ngopi
bareng berbagi pemikiran tentang tugas kita dibumi para Nabi ini sambil
berimajinasi dan bertadabbur tentang esensi kehidupan yang gusti Alloh
anugrahkan kepada kita ini. Abdul Fatah Amrullah - KPMJB