Selasa, 29 Desember 2015

BERMANFAATLAH AGAR KEKAL

خير الناس انفعهم للناس
Sebaik-baik manusia adalah yanf paling bermanfaat untuk orang lain.

Manusia dianggap sebagai sebenar-benar manusia, ketika keberadaan mereka memberi sumbangsih manfaat kepada orang di sekitarnya.

Betapa banyak, tokoh dunia yang tetap dikenang walaupun mereka telah lama tiada. Nama mereka dielu-elukan, dicatat dalam buku-buku teks sejarah. Namun tidak demikian dengan anak maupun sanak saudara mereka. Betapapun dekatnya hubungan mereka dengan sang tokoh, namun tiada seorang pun yang mengenang mereka.

Apa perbedaannya? Tidak lain adalah karena manfaat yang mereka hasilkan bagi orang lain. Semakin banyak manfaat yang kita hasilkan, semakin dikenang kita, sebagai orang baik. Dengan itu, kita menjadi abadi. Tetap hidup, alias kekal.

Hidup tidak lain adalah "arena" persaingan. Semua yang tidak bermanfaat, kurang bermanfaat ataupun yang membawa "mudharat", cepat atau lambat akan tergusur, tersisihkan, tersingkir kan.

Maka, saat kita tidak lagi menyumbangkan manfaat bagi diri kita maupun orang lain, maka kita "semestinya" waspada dan berhati-hati.
Karena itu pertanda, bahwa kita akan segera meninggalkan "arena".

Namun jangan khawatir. Selama kita masih bisa bermanfaat, walau sekecil apapun, maka tidak ada yang perlu dirisaukan, karena yang bermanfaat akan terus menerus menetap di Bumi.

Senada dengan wasiat kiyai kita,
"LE, JANGAN BOSAN BOSAN BERBUAT BAIK".

--
goresan pena: Abdul Karim Abhaka
Dibawah muramnya langit.
Kairo 19 oktober 2015

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com